Trip to Batu 7-9 March 2009

Capek, lelah, sedikit pusing, meriang dan panas dalam… Kondisi yang lumrah dialami orang2 setelah pulang liburan ke luar kota… Weekend minggu pertama bulan maret, mulai dari tanggal 7 sampai dengan 9 maret, saya dan teman2 komsel, Andre, Agus, Kristo, Ce Lily, Lusi dan Olivia, pergi berlibur ke Batu… Sangat disayangkan sekali (wueemannn) teman2 komsel kami yang lain tidak dapat ikut karena berbagai hal. Nah blogpost kali ini, saya persembahkan sebagai hadiah kepada teman2 komsel yang tidak bisa ikut.

Day One, Night

View Full Album

Pada hari pertama kami sampai di villa, punyanya om kost nya Agus (thanks buanget ya Gus), waktu itu sudah jam 10 lebih… Jadi begitu sampai di villa, kami duduk2 dan bersantai sejenak untuk melepas lelah dan menunggu makan malam. Makanan yang kami santap waktu itu adalah ayam goreng yang disajikan dengan sambal bajak khas Chef Lily. Kami semua makan dengan lahap dan beringas, terutama Oliv dan Kristo yang meng-klaim bahwa mereka telah menghabiskan 4 potong ayam… (walaupun pada kenyataannya… hmmm… mungkin lebih dari itu… JK :p).

Setelah makan dan bersih2, kami melanjutkan acara dengan bermain Uno Stacko. Pada awalnya, permainan berlangsung bersih dan tenang. Orang pertama yang tidak beruntung, merubuhkan susunan balok2 Stacko, adalah Andre. Hukuman bagi yang kurang beruntung adalah berupa 6 buah corengan bedak cair. Ketidak-beruntungan tersebut kemudian disusul dengan Kristo dan saya sendiri. Merasa penasaran kenapa team cewe belum ada yang tercoreng mukanya, team cowo membuat perjanjian. Jika salah satu team mukanya tercoreng semua maka permainan akan berakhir dan waktunya tidur. Namun alhasil, Kristo apes untuk kedua kalinya. Team cowo mulai berkonspirasi dan saling membantu memberikan saran, sampai pada akhirnya tibalah giliran si Andre, namun dasar mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak…, susunan balok2 itu akhirnya harus jatuh berantakan dan wajah si Andre tercoreng lagi untuk kedua kalinya dan membuat team cewe tertawa puas bahagia. Karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 2 pagi, permainan ini harus kami akhiri dengan tubuh yang penuh hormon endorphin dan sebuah kenangan indah di hari pertama, yakni tujuh lengkung senyum manis yang menghiasi kota Batu di malam itu.

Day Two, Morning till Noon

View Full Album

Pada hari ini kami semua bangun pagi2 dan masing2 melakukan ritual pagi (sate, urusan perut dan kamar mandi). Dengan tubuh yang segar bugar dan sedikit menggigil kedinginan, kami bertujuh berniat jalan2 pagi untuk mengeluarkan sedikit keringat. Setelah berjalan kaki untuk beberapa waktu kami akhirnya sampai di kawasan wisata Songgoriti. Di dalam kami mengambil beberapa foto untuk kenang2an. Hmmm… sebenarnya yang kelihatan di album itu cuman sebagian kecil saja. Saya sendiri sampai heran kenapa wajah dan senyum mereka…, ora iso entek dipotret. Hampir semua spot di sana kami kunjungi, sampai berlakulah pepatah yang berkata: “Sambil menyelam minum air, sambil memotret ngukur jalan.”

Setelah puas berjalan2 kami akhirnya pulang ke villa, dan di tengah2 perjalanan pulang kami melihat gundukan bakso dan gorengan, berteriak2 meminta tolong untuk kami makan. Sesampainya di villa kami (saya, Andre, Agus dan Oliv) bermain Cap Sa sebentar sambil menunggu giliran mandi. Pada awalnya saya dan Andre kalah, sedangkan si Agus tetap bertahan sepanjang permainan tanpa pernah tercoreng mukanya sedikitpun. Akhirnya rasa penasaran terhadap team cewe semalam terobati dengan kalahnya Oliv. Hukumannya tetap sama yaitu corengan bedak cair di muka. Namun dasar Oliv, sewaktu pemotretan barang bukti pun ia masih sempat bergaya (obsesi seorang model)… Well, personally i like that rich expressiveness of her face in the photograph. It’s one of the best photograph i’ve taken in this weekend holiday (kalo katanya Agus cocok buat iklan obat sakit kepala), but the other best is in the next album, so keep hanging guys.

Day Two, Afternoon till Night

View Full Album

Malam terakhir kami habiskan dengan mengunjungi tempat wisata baru di Batu yakni BNS (Batu Night Spectacular). Setelah merambat melalui kemacetan, oleh karena kemurahan-Nya, kami berhasil mendapatkan sebuah tempat parkir di daerah rumah warga setempat yang sayangnya agak jauh dari pintu masuk BNS. Pukul 18:15 kami sampai di pintu masuk BNS. Kami semua langsung menyerbu masuk mencari toilet (sebelum terlebih dahulu bayar karcis masuk seharga Rp. 10.000,-). Pertama kali kami mengunjungi Rumah Hantu, yang tidak terlalu mengagetkan, karena kami masuk bertujuh (kalau cuman 1-2 orang dijamin bisa kaget paling ngga sekali). Setelah itu kami terbagi menjadi 2 kelompok, dimana saya bersama dengan ce Lily dan Oliv naik Flying Swinger dan Andre, Agus, Lusi, Kristo menuju ke tempat permainan Sepeda Udara. Namun mereka berempat tidak jadi naik sepeda udara karena panjangnya antrian malam itu (maklum minggu malam pas dengan long weekend) dan akhirnya masuk ke rumah kaca.

Setelah semua berkumpul kembali, kami masuk ke Lampion Garden. Nah di dalam Lampion Garden inilah ada banyak orang yang membuat foto2 kenangan. Tempatnya romantis, walaupun waktu itu agak crowded, dan bagi kalian yang punya pacar bisa membawa pacar kalian ke tempat ini. Sementara di tengah perjalanan yang cowo2 sudah rada lemes, para cewe2 tetep aja penuh dengan semangat narsisme. Beberapa foto disini (dan pagi hari juga) adalah hasil karya si Kristo (mulai keracunan fotografi… hehehe). Salah satu foto terbaik yang aku suka disini adalah foto si Agus dan Lusi di dalam “Kubah Cinta” (istilahku). Hanya perlu di-retouch sedikit dan fotonya sudah siap dicetak untuk ukuran 10R… atau lebih :p. Mendekati pintu keluar, kami menyempatkan diri foto bersama di air mancur dan juga foto bersama dengan Si Komo. Setelah itu kami semua pulang dan mampir membeli sate untuk disantap di villa. Dengan keadaan yang cukup kelelahan kami akhirnya beristirahat sampai satu per satu terlelap…, pulas dalam indahnya mimpi.

Day Three,
Pagi ini kami semua terbangun dengan kondisi badan yang kurang fit. Beberapa sudah mulai panas dalam, radang tenggorokan dan agak pilek. Setelah breakfast nasi campur mie selera indonesia spesial, beberapa ada yang menonton Slumdog Millionaire, sambil menunggu satu per satu mandi. Setelah semuanya siap berangkat, kami menyempatkan diri ke pasar Songgoriti untuk membeli oleh-oleh dilanjutkan dengan makan siang di Pak Kasan. Setelah perut terpuaskan oleh lezatnya hidangan khas Pak Kasan, berangkatlah kami…, pulang menuju kota Surabaya tercinta.

So..., did we have a lot of fun? Yes, I think a lot of it were stuffed into the deep of our very soul… But it would had been more fun if all the members of our cell group joined us. Well…, there'll always be a better next-time.

Special Thanks to: God, Ce Lily, Andre, Agus, Lusi, Oliv dan Kristo.